BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Untuk
semua insan Saintis, atom bukanlah sebuah kata yang asing di telinga. Yang oleh
Dalton, menyebutnya sebagai bagian terkecil dari suatu materi yang tak bisa
dibagi – bagi lagi. Akan tetapi seiring perjalanan waktu, sejarah membantahkan
pernyataan tersebut.
Perjalanan
sejarah, guna mencari jawaban partikel penyusun seluruh materi di alam semesta,
di rintis oleh Dalton. Seperti yang telah di sebutkan diatas. Di tahun 1897,
Thomson menemukan; atom dikelilingi muatan – muatan positif dan negatif. Perjalanan
selanjutnya di lalui Rutherford yang menemukan inti atom, dan proton. Hasil
ini, menunjukan pada dunia bahwa atom ternyata bukanlah partikel elementer. Hal
ini di kuatkan dengan penemuan neutron oleh Chadwick di tahun 1932.
Perjalanan
tidak berhenti di situ, di tahun 1935 Yukawa, fisikawan Jepang menyampaikan ke
pada dunia terdapat meson, partikel
berusia pendek yang meloncat dari proton ke neutron dan kembali lagi ke proton.
Di
tahun 1964, Murray Gell-Mann memperkenalkan kuark,
partikel yang berinteraksi kuat. Dan oleh gagasannya: jalan delapan-lipat mengelompokkan partikel elementer ke struktur
hadron. Perjalanan panjang ini menghantarkan lahirnya sebuah cabang ilmu
fisika, yaitu fisika partikel. Ilmu yang mempelajari unsur fundamental
pembentuk seluruh materi di alam semesta.
Tapi, bagaimana sifat dan
karakteristik partikel-partikel dasar itu sesungguhnya hingga kini masih
dipelajari para ahli. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyusun makalah
yang berjudul “Partikel Elementer”.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksudkan dengan partikel elementer?
2. Apa
yang dimasudkan dengan lepton?
3. Apa
yang dimasudkan dengan hadron?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian partikel elementer.
2. Untuk
mengetahui pengertian lepton.
3. Untuk
mengetahui pengertian hadron.
D. Metode
Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan metode kajian pustaka.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Partikel Elementer.
Partikel elementer adalah sebuah partikel yang
terbangun dari sejumlah kecil partikel yang belum dikenal atau belum terdeteksi
bagian-bagiannya. Entah tersusun dari 1 partikel (partikel tunggal) atau
tersusun dari beberapa partikel. Namun kenyataannya, partikel-partikel elementer merupakan
unsur pokok yang membangun materi. Secara singkat, partikel elementer dapat
didefinisikan sebagai unsur fundamental pembentuk seluruh materi di alam
semesta.
Klasifikasi partikel elementer
Semua partikel dipengaruhi oleh
empat buah gaya yaitu:
§
Gaya
Kuat, yang bertanggung jawab pada ikatan inti.
§
Gaya
Elektromagnetik, gaya yang berkekuatan sekitar 1/100 dari gaya kuat.
§
Gaya
Lemah, gaya yang berkekuatan sekitar 10 – 13 dari gaya kuat.
§
Gaya
Gravitasi, gaya yang berkekuatan sekitar 10 – 38 dari gaya kuat.
Keempat
jenis gaya interaksi di atas dapat berlangsung meskipun fisik benda tidak
saling bersentuhan, dan keempat interaksi ini bersama – sama bertanggung jawab
atas semua gaya teramati yang berlangsung di dalam alam semesta ini.
Interaksi
kuat, interaksi ini berfungsi hanya antara hadron dan bertanggung jawab atas
gaya antar nukleon yang menghasilkan kemantapan inti atom yang amat kuat.
Interaksi ini bekerja pada jangkauan yang sangat pendek dalam inti dan
digambarkan sebagai pertukaran meson maya.
Interaksi
elektromagnetik, interaksi ini bertanggung jawab atas gaya – gaya yang
mengendalikan struktur atom, reaksi kimia, dan seluruh fenomena elektromagnetik.
Interaksi ini dapat tarik – menarik dan tolak – menolak. Beberapa partikel netral
meluruh akibat interaksi elektromagnetik. Interaksi ini dapat digambarkan
dengan medan gaya klasik atau dengan pertukaran foton maya.
Interaksi
lemah, interaksi ini berlangsung antara lepton dan rerasan hadron. Interaksi
ini bertanggung jawab atas rerasan beta partikel – partikel dan inti. Pada
model yang berlaku saat ini, interaksi lemah digambarkan sebagai gaya perantara
yang mempertukarkan partikel maya. Interaksi ini dijelaskan oleh teori
elektrolemah.
Interaksi
gravitasi, gaya yang dihasilkan interaksi ini bekerja di antara semua benda
yang memiliki massa dan gaya ini selalu tarik – menarik. Interaksi ini dapat
digambarkan dengan ungkapan medan gaya klasik, yaitu gaya menjadi semakin kecil
bersamaan dengan kuadrat jarak antara benda – benda yang berinteraksi.
Berdasarkan massa partikel, yaitu;
§ Lepton
§ Meson
§ Baryon
Dalam perkembangan selanjutnya,
meson dan baryon dikelompokkan dalan satu grup yaitu hadron.
B.
Lepton
Lepton
merupakan partikel elementer yang paling sederhana. Partikel ini mendekati
partikel-titik, dan bahkan tidak ditemukannya struktur internal lepton dan
ruang. Lepton terdiri dari elektron, muon, partikel tau, dan tiga macam
neutrino, yakni pertama; neutrino yang berhubungan dengan elektron (elektron
neutrino), kedua; neutrino yang berhubungan dengan muon (muon neutrino), dan
yang ketiga; neutrino yang berhubungan dengan partikel tau.
Ø Foton
Foton
adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi
elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton
berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark, karena ia
tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan
cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel ("dualisme
gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton
tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan
oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan
saling memusnahkan satu sama lain.
Sebagai partikel, foton hanya dapat
berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi sejumlah:
E = , di mana h adalah
konstanta Planck, c adalah laju cahaya, dan λ adalah panjang gelombangnya.
Selain energi partikel foton juga
membawa momentum
dan memiliki polarisasi. Foton mematuhi hukum mekanika
kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak dapat
diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan sebagai
probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.
Sebagai contoh, meskipun sebuah
foton dapat mengeksitasi satu molekul tertentu, sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya
molekul yang mana yang akan tereksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa
radiasi elektromagnetik biasa digunakan oleh para fisikawan. Namun dalam fisika
teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai mediator buat segala jenis
interaksi elektromagnetik, seperti medan
magnet dan gaya tolak-menolak antara muatan sejenis.
Konsep modern foton dikembangkan
secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh Albert
Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi
model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan ketergantungan
energi cahaya terhadap frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materi dan radiasi
elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan termal. Fisikawan lain mencoba
menjelaskan anomali pengamatan ini dengan model semiklasik, yang masih
menggunakan persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan cahaya.
Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan menyerap cahaya
dikuantisasi. Meskipun model-model semiklasik ini ikut menyumbang dalam
pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut
membuktikan hipotesis
Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah foton.
Konsep foton telah membawa kemajuan
berarti dalam fisika teoretis dan eksperimental, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum
dan interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar
fisika partikel, foton bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan
listrik dan medan magnet dan foton sendiri merupakan hasil
persyaratan bahwa hukum-hukum fisika memiliki kesetangkupan pada tiap titik
pada ruang-waktu.
Sifat-sifat intrinsik foton seperti muatan
listrik, massa
dan spin ditentukan
dari kesetangkupan gauge ini.
Konsep foton diterapkan dalam banyak
area seperti fotokimia,
mikroskopi resolusi tinggi dan pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton
dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam
komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.
Ø Elektron
Elektron adalah partikel elementer
yang pertama, yang teorinya telah dikembangkan oleh beberapa tokoh fisika. Salah
satunya Dirac. Oleh Dirac, menyebutkan bahwa didapatnya persamaan gelombang
untuk partikel bermuatan dalam medan elektromagnetik dengan memasukkan efek
relativitas khusus. Ketika massa dan muatan elektron hasil pengamatan
dimasukkan dalam solusi yang sesuai
persamaan tersebut, momentum sudut elektron didapatkan ½ h dan momen magnetiknya didapatkan eh/2m, satu magneton Bhor.
Hasil yang tak terduga dari teori
Dirac ialah ramalan adanya elektron positif yang bisanya disebut positron. Positron sering disebut
sebagai antipartikel dari elektron,
karena positron dapat bergabung dan musnah bersama elektron. Antipartikel dari
suatu partikel mempunyai massa, spin dan umur yang sama, tetapi muatannya (jika
ada) arahnya berlawanan dan penjajaran atau anti-penjajaran antara spinnya dan
momen magnetiknya selalu berlawanan dengan partikelnya.
Ø Muon
Muon ditemukan oleh Carl D. Anderson
pada tahun 1963 sewaktu ia mempelajari kosmis. Ia menyatakan partikel –
partikel yang melengkung dalam suatu cara berbeda dari elektron dan partikel –
partikel yang dikenal ketika melewati medan magnetik. Secara khusus, partikel
baru ini melengkung menuju derajat yang lebih kecil dibanding elektron, dan
demikian untuk menghitung perbedaan kelengkungan, itu dianggap bahwa partikel –
partikel ini adalah massa menengah (terletak antara elektron dan proton).
Dalam model standar fisika partikel,
muon (dari kata Yunani ) adalah sebuah partikel fundamental semi stabil dengan
muatan listrik negatif dan berspin ½. Muon memiliki pasangan antimateri
bermuatan berlawanan tetapi memiliki massa dan spin yang sama antimuon.
Di
bumi, muon diciptakan ketika pion bermuatan meluruh. Pion diciptakan di
atmosfer atas oleh radiasi kosmis dan memiliki waktu peluruhan yang sangat
pendek beberapa nanodetik. Muon tercipta ketika peluruhan pion juga hidup
pendek waktu peluruhan mereka adalah 2,2 mikrodetik. Akan tetapi muon di
atmosfer bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga efek dilasi
waktu dari relativitas khusus membuat mereka menjadi mudah dideteksi pada
permukaan bumi.
Muon adalah partikel elementer
pertama yang ditemukan yang tidak muncul dalam atom biasa. Muon negatif dapat,
bagaimana pun, membentuk atom muonik dengan menggantikan elektron dalam atom
biasa. Atom muonik adalah jauh lebih kecil dibanding atom sejenis karena, untuk
mengekalkan momentum anguler, muon yang lebih masif harus lebih dekat ke inti
atom dibanding pasangan elektron yang kurang masih.
Muon positif, ketika dihentikan
dalam materi biasa, dapat juga mengikat sebuah elektron dan membentuk atom
muonium (Mu), dimana muon beraksi sebagai inti. Massa tereduksi dari muonium,
yakni jari-jari Bohrnya, adalah sangat dekat ke hidrogen, oleh karenanya atom
berumur pendek ini berperilaku secara kimiawi - dalam aproksimasi pertama -
seperti isotopnya yang lebih berat, hidrogen, deuterium dan tritium.
C.
Hadron
Hadron adalah partikel elementer
yang mengalami interaksi kuat dan interaksi lemah. Hadron berbeda dengan
lepton. Ia menempati ruang, alih – alih berukuran infinitesimal: hadron
berukuran diameter sedikit lebih besar dari 10 – 15 m.
Hadron dapat berupa meson yang merupakan partikel spin 0
yang massa-diamnya terletak antara muon dan proton, atau baryon yaitu, partikel spin ½ atau 2/3 yang massanya sama atau
lebih besar dari proton.
Proton, termasuk kelas barion, dan
telah lama dikira orang merupakan satu – satunya hadron mantap. Brion yang
lebih berat dari neutron disebut hiperon dan
semuanya tak-mantap dengan umur rata – rata kurang dari 10 – 9 s.