donwload file
OLEH KELOMPOK VII
Angela Maro (1201057060)
Marselina Jehomo (1201051025)
Desy Kumala Sari (1201051013)
Salverius Jagom (1201057029)
Frengki U. B. L. Pada (1201052027)
Werensfridus Naifeto (1201057064)
Indrayanti Njurumana (1201055057)
PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat, dan hidayatNya sehingga penyusunan makalah tugas mata kuliah fisika statistik : STATISTIK BOSE – EINSTEIN dapat diselesaikan. Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan ini. Kami menyadari atas segala kekurangan dalam penuliasan materi ini, karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam mekanika klasik, setiap partikel dianggap menempati sebuah titik dalam ruang fasa. Sistem yang tersusun oleh partikel – partikel tidak identik dan mematuhi hukum – hukum fisika klasik dapat di dekati dengan statistik klasik Maxwell – Blotzmann. Sedangkan pada sistem yang tersusun oleh partikel – partikel identik, hukum – hukum fisika klasik tidak cukup memadai untuk mempresentasikan keadaan sistem dan hanya dapat di terangkan dengan hukum – hukum fisika kuantum dan dapat menggunakan pendekatan statistik modern, salah satunya adalah Statistik Bose – Einstein. Statistik Bose – Einstein, fenomena kondensasi Bose – Einstein, merupakan kondisi dimana suatu zat memiliki sifat baru, dimana seluruh partikelnya berada pada energi paling rendah. Kelahiran Statistik Bose – Einstein, terilhami oleh surat yang di tulis Bose yang di kirimkan ke Einstein pada tahun 1924. Pada surat itu, Bose menjelaskan hukum Planck tanpa mengacu pada fisika klasik. Yang oleh Einstein, mengacu pada karya Bose memperluas ke teori atom.
Rumusan Masalah
Apa yang di maksudkan dengan Statistik Bose – Einstein?
Apa manfaat dari Statistik Bose – Einstein?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian statistik Bose – Einstein?
Untuk mengetahui manfaat dari Statistik Bose – Einstein?
BAB II PEMBAHASAN
A. Sifat Dasar Boson
Partikel Boson, merupakan salah satu partikel elementer dengan spin bilangan bulat; atau dengan kata lain sebuah partikel yang memenuhi statistik Bose – Einstein. Contoh partikel ini adalah foton, fonon, dan atom helium. Pada suhu yang sangat tinggi sistem sub atomik dapat berperilaku seperti sistem klasik. Pada suhu yang sangat tinggi, kecepatan sistem sangat besar, sehingga panjang gelombangnya sangat kecil. Akibatnya, tumpah tindih gelombang sistem – sistem menjadi hilang dan sistem menjadi terbedakan. Sistem boson tidak memenuhi prinsip larangan Pauli sehingga satu tingkat energi dapat di tempati oleh sistem dalam jumlah banyak. Prinsip larangan Pauli, hanya berlaku pada fermion.
B. Konfigurasi Boson
Untuk menentukkan fungsi distribusi Bose – Einstein terlebih dahulu di tentukan konfigurasi dengan probabilitas yang paling besar. Konfigurasi ini, memiliki probabilitas yang jauh lebih besar daripada konfigurasi – konfigurasi lainnya sehingga hampir seluruh waktu sistem boson membentuk konfigurasi tersebut. Dalam pembagian tingkat energi sistem, sistem boson tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya, sehingga pertukaran sesama partikel tidak menghasilkan penyusunan yang berbeda. Tinjau suatu tingkat energi yang mempunyai tiga keadaan energi dan diisi oleh tiga partikel tak terbedakan (g1 = 3, N1 = 3). Banyaknya susunan untuk distribusi partikel ke dalam keadaan – keadaan energi di tingkat itu adalah:
Banyaknya pengaturan dari tiga buah partikel tak terbedakan di antara tiga sel dari energi yang sama adalah sepuluh susunan. Terdapat (Nj + gj – 1 )! Pengaturan permutasi antara benda Nj + gj – 1, tetapi ini pada permutasi Nj! dengan permutasi Nj¬ partikel di antara mereka dan (gj – 1)! Permutasi dari gj – 1 sel yang tidak mempengaruhi distribusi.
Jadi terdapat:
(N_j+ g_j -1)!/(N_j !(g_(j-1 )!) )
Pengaturan berbeda yang mungkin dari Nj partikel tak terbedakan di antara gj sel.
Banyaknya cara W agar N buah partikel dapat didistribusikan adalah hasil kali dari banyaknya pengaturan yang berbeda dari partikel diantara keadaan yang memiliki keadaan energi tertentu.
W = ∏ (N_j+ g_j -1)!/(N_j !(g_(j-1 )!) )
Untuk jumlah populasi pada tiap – tiap tingkat energi adalah:
ns = g_s/exp〖(- α- βE_(s )-1 ) 〗
Untuk assembli boson, parameter β juga berbentuk β = 1/kT, sehingga fungsi Bose – Einstein-nya adalah:
ns = g_s/exp〖(- α +E_s/kT)- 1 〗
C. Parameter α untuk Photon dan Phonon
Dalam satu kotak, foton bias diserap atau diciptakan oleh atom – atom yang berada pada didnding kotak. Akibatnya, jumlah foton dalam satu assembli tidak harus tetap. Jumlah foton bias bertambah, jika atom – atom di dinding memancarkan foton dan bias berkurang jika atom – atom di dinding menyerap foton. Untuk sistem seperti ini, pembatasan bahwa jumlah total sistem dalam assembli konstan sebenarnya tidak berlaku.
D. Perbedaan Statistik Maxwell – Blotzmann, Bose – Einstein, dan Fermi – Dirac
Berdasarkan diterapkan dalam sistem
- Maxwell – Blotzmann : partikel identik dapat terbedakan.
- Bose – Einstein : partikel identik tak dapat terbedakan, tidak memenuhi prinsip Pauli.
- Fermi – Dirac : partikel identik tak terbedakan, memenuhi prinsip Pauli. Berdasarkan kategori partikel.
- Maxwell – Blotzmann : klasik.
- Bose – Einstein : boson.
- Fermi – Dirac : fermion. Berdasarkan sifat partikel
- Maxwell – Blotzmann : setiap spin, partikel berjarak cukup berjauhan sehingga gelombang tidak bertumpah.
- Bose – Einstein : spin berupa bilangan bulat. Fungsi gelombangnya simetrik terhadap pertukaran label partikel.
- Fermi – Dirac : spin ½, 3/2, 5/2, …. Fungsi gelombang anti simetri terhadap pertukaran label partikel. Berdasarkan sifat distribusi
- Maxwell – Blotzmann : tidak ada batas pada jumlah partikel per keadaan.
- Bose – Einstein : tidak ada batas pada jumlah partikel per keadaan.
- Fermi – Dirac : tidak lebih dari satu partikel per keadaan.
E. Aplikasi Statistik Bose – Einstein.
- Radiasi Benda Hitam
- Hukum Pergeseran Wien
- Persamaan Stefan-Boltzmann
- Kapasitas Kalor Kristal
- Model Einstein
Untuk mencari kapasitas kalor kristal, Einstein mengusulkan model bahwa semua fonon berosilasi dengan frekuensi karakteristik yang sama . Dimana merupakan fungsi delta dirac. Untuk kristal 3dimensi , terdapat tiga arah terpolarisasi fonon yang mungkin (arah sumbu x, y, dan z). dengan menganggap bahwa ketiga polarisasi tersebut memberikan sumbangan energi yang sama besar maka kapasitas kalor total menjadi tiga kali. Model Einsten menjelaskan dengan baik kebergantungan kapasitas panas terhadap suhu. Sesuai dengan pengamatan eksperimen bahwa pada suhu menuju nol kapasitas panas menuju nol dan pada suhu sangat tinggi kapasitas panas menuju nilai yang diramalkan Dulog-Petit. Akan tetapi, masih ada sedikit penyimpangan antara data eksperimen dengan ramalan Einsten. Pada suhu yang menuju nol, hasil eksperimen memperlihatkan bahwa kapasitas panas berubah sebagai fungsi kubik (pangkat tiga) dari suhu. Oleh karena itu perlu penyempurnaan pada model Einstein untuk mendapatkan hasil yang persis sama dengan eksperimen.
- Model Debeye
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
- Statistika Bose – Einstein berlaku bila sejumlah partikel dapat menempati suatu keadaan tertentu.
- Partikel pada Bose – Einstein adalah partikel identik, tak dapat terbedakan. Partikelnya tidak memenuhi prinsip Pauli. Spin partikel berupa bilangan bulat, dan fungsi gelombangnya simetrik terhadap pertukaran label partikel.
- Contoh partikel Bose – Einstein adalah boson; foton, fonon, atom helium.
- Aplikasi statistic Bose – Einstein adalah : radiasi benda hitam, hukum pergeseran Wien, persamaan Stefan-Boltzmann, kapasitas kalor Kristal, model Einstein, model Debeye.
B. Saran
Sangat diharapkan untuk para pembaca menelaah lebih jauh lagi agar dapat menjadi bahan belajar selanjutnya.
SOAL DAN PEMBAHASAN
- Tunjukan bahwa rumusan entropi statistik Bose – Einstein dalam batasan klasik (gj >> Nj >> 1) akan tereduksi menjadi
Gunakan aporikmasi Striling!
Jawab:
Statistik Bose – Einstein (BE) memiliki peluang termodinamika untuk suatu keadaan makro k
WBE = ∏ (( N_j+ g_j- 1 ) ! )/(N_(j ) !( g_j- 1)! )
dimana dalam limit klasik (gj >> Nj >> 1) suku – suku dalam persamaan diatas akan menjadi
g_j + Nj – 1 ≅ g_j + Nj g_j– 1 ≅ g_j
Sehingga
WBE = ∏_j▒(( N_j+ g_j ) ! )/(N_(j ) !g_j ! )
Kemudian
ln WBE = ln ∏_(j )▒(( N_j+ g_j ) ! )/(N_(j ) !g_j ! )
= ∑_j▒〖[(N_(j )+ g_j)ln〖(N_j+ g_j )- N_(j ) ln〖N_j- g_j ln〖g_j] 〗 〗 〗 〗
= ∑_j▒〖[ N_j ln((N_j+ g_j)/N_(j ) ) 〗+ g_j ln((N_j+ g_j)/g_j ) ]
Kemudian dengan gj >> Nj akan diperoleh
(N_j+ g_j)/N_(j ) ≅ g_j/N_j
Dan
(N_j+ g_j)/g_j = 1 + N_j/g_j
Dari syarat klasik Nj /g_j << 1 sehingga
ln (1+ N_j/g_j ) ≅ N_j/g_j
dengan demikian peluang termodinamika suatu keadaaan makro statistik BE dengan limit klasik menjadi
ln WBE ≅ ∑_j▒〖[N_(j ) ln( 〗 g_j/N_j )+ g_j ( N_j/g_j ) ]=∑_j▒〖[N_(j ) ln( 〗 g_j/N_j )+ N_j ] ,
sehingga entropinya akan menjadi
S ≈k ∑_j▒[N_j ln〖(g_j/N_j 〗)+ N_j ]
2.Pada tingkatan energi ke – i terdapat 3 keadaan (g_i=3) dan 2 partikel (Nj = 2), maka banyaknya cara/ kemungkinan distribusi partikel ?
Jawab:
ω_i = (g_i -1+ N_j )!/((g_i -1)!N_j !) = (3-1+2)!/(3-1)!2! = (4)!/2!2! = 6.
3. Pada tingkat energi p dan q dengan degenarasi pada tingkat energi p (g_p) = 3 dan banyaknya partikel (Np) = 2, serta degenerasi pada tingkat energi q (g_q) = 2 dan banyaknya partikel (Nq) = 1, maka peluang termodinamika pada keadaan makro ke – k yang terdapat Np = 2 dan Nq = 1 adalah?
Jawab:
WBE = Wk = ∏_i▒〖 (g_i -1+ N_j )!/((g_i -1)!N_j !) 〗
Wk = ( 3-1+2 )!/( 3-1)!2! (2-1+1)!/(2-1)!1!
Wk = 4!/2!2! 2!/1!1! = 12.
4. Bagaimana keadaan sistem, sifat, dan distribusi partikel pada statistik B – E ?
Jawab:
Pada statistika Bose – Einstein berlaku bila sejumlah partikel dapat menempati suatu keadaan tertentu, partikel identik, tak dapat terbedakan. Partikelnya tidak memenuhi prinsip Pauli. Spin partikel berupa bilangan bulat, dan fungsi gelombangnya simetrik terhadap pertukaran label partikel.
5. Fungsi distribusi untuk partikel tak terbedakan dapat di representasikan oleh persamaan:
N_j/g_j = 1/exp〖((ɛ_(j )- μ)/(k T))+ a〗
Jelaskan:
Apa arti μ?
Apakah nilai dari a untuk statistika B – E ?
Jawab:
μ adalah potensial kimia setiap partikel.
Nilai a adalah – 1.
DAFTAR PUSTAKA
Supu, Amiruddin. 2010. Bahan Ajar FISIKA STATISTIK. Kupang : UNDANA
http://fisika%20statistik/statistik%20bose/STATISTIK%20BOSE-EINSTEIN.
http://fisika%20statistik/statistik%20bose/%5BT====%5D%20http%20_rintopangrib.blogspot.com_%20%5B====T%5D.
http://%20V/fisika%20statistik/statistik%20bose/Catatan%20Si%20Mpril%20%20Aplikasi%20Fisika%20Statistika.
http://fisika%20statistik/statistik%20bose/Kondensat%20BoseEinstein%20%20Fisikawan%20Menciptakan%20%27SuperFoton%27%20sebagai%20Sumber%20Cahaya%20Baru%20_%20Berita%20dan%20Fakta%20Ilmiah%20Harian.
http://%20statistik/statistik%20bose/rizqi%20diaz%20%20STATISTIK%20BOSE-EINSTEIN.
donwload file
Tidak ada komentar:
Posting Komentar