BAHAN AJAR
“GELOMBANG BUNYI”
A. Pengertian Gelombang
Bunyi.
Gelombang
bunyi termasuk gelombang longitudinal. Arah getarnya sejajar dengan arah
rambatannya. Getaran yang menjalar sebagai bunyi berupa rapatan dan regangan. Bunyi
merambat dengan kecepatan berbeda, tergantung pada medium yang dilaluinya.
Kecepatan bunyi juga bergantung pada temperatur, terutama pada gas. Kecepatan
bunyi di udara naik sebesar 0,6 m/s setiap kenaikan suhu udara sebesar 10C.
di ruang hampa udara, bunyi tidak dapat merambat. Ditinjau dari frekuensinya,
bunyi dikelompokan sebagai infrasonik (kurang dari 20 Hz) , audiosonik (20 Hz
sampai 20.000 Hz), dan ultrasonik (lebih dari 20.000 Hz).
B. Sifat – sifat Bunyi
Sebagai Gelombang.
a. Pemantulan gelombang bunyi.
Pemantulan bunyi juga
memenuhi hukum pemantulan, yaitu sudut datang sama dengan sudut pantul. Pemantulan
bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung, yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas.
b. Pembiasan gelombang bunyi.
Pada siang hari
pembiasan bunyi menjahui garis normal, sedangkan malam hari, pembiasan bunyi
menjahui garis normal.
c. Dirfaksi gelombang bunyi.
Gelombang bunyi di
udara memiliki panjang gelombang dalam rentang beberapa sentimeter sampai
dengan beberapa meter. Karena panjang gelombang bunyi lebih besar sehingga dia
mudah mengalami peristiwa dirfaksi.
d. Interferensi gelombang bunyi.
Interferensi bunyi
memerlukan dua sumber bunyi koheren. Terdapat dua jenis interferensi yaitu:
interferensi konstuktif ( dua buah gelombang sefase yang saling berpadu): akan
menyebabkan bunyi kuat, dan interferensi destruktif (dua buah gelombang yang
berlawanan fase): akan menyebabkan bunyi lemah.
e. Resonansi.
Peristiwa turut
bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran gelombang.
C. Intensitas dan Taraf
Intensitas Bunyi.
Pada dasarnya
gelombang adalah rambatan energi yang berasal dari sumber bunyi yang merambat
ke segala arah, sehingga muka gelombangnya berbentuk bola. Energi gelombang
bunyi yang menembus permukaan bidang tiap satu satuan luas tiap detiknya di
sebut intensitas bunyi.
Dengan:
I = intensitas bunyi (Watt/m2)
P = daya sumber bunyi (watt)
A = luas permukaan (m2)
r = jarak tempat dari sumber bunyi (m).
Persamaan diatas menunjukkan bahwa intensitas bunyi di suatu
titik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak titik tersebut ke sumber.
Hubungan intensitas gelombang bunyi terhadap jarak pendengar dari sumber bunyi
adalah
I1 . r12
= I2 . r22
Dikarenakan
pendengaran telinga manusia mempunyai keterbatasan, maka para ahli menggunakan
istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan ambang pendengaran dan ambang
perasaan. Intensitas ambang pendengaran
(I0) Yaitu intensitas
bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, sedangkan intensitas ambang perasaan yaitu
intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga tanpa rasa
sakit. Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10 – 12 watt/m2
dan besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2.
Berdasarkan
hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya pendengaran telinga manusia
terhadap gelombang bunyi bersifat logaritmis, sehingga para ilmuwan menyatakan
mengukur intensitas bunyi tidak dalam watt/m2 melainkan dalam satuan
desi bell (
) yang menyatakan taraf
Intensitas bunyi (TI). Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai
logaritma antara intensitas bunyi yang di ukur dengan intensitas ambang
pendengaran (I0).
T I =
Dengan:
TI = taraf intensitas bunyi (desi bell)
I =
intensitas bunyi (watt/m2)
I0 = intensitas ambang pendengaran (watt/m2)
D. Layangan.
Layangan
adalah gejala menurun atau meningkatnya kenyaringan secara berkala yang
terdengar ketika dua nada dengan frekuensi
yang sedikit berbeda dibunyikan pada saat bersamaan. Dengan demikian,
layangan merupakan interferensi di dalam
waktu yang bersamaan.
Banyaknya
layangan perdetik atau frekuensi layangan (fL),
dirumuskan dengan:
Dengan:
fL = frekuensi layangan (Hz)
f1 = frekuensi gelombang 1 (Hz)
f2 = frekuensi gelombang 2
(Hz)
E. Cepat Rambat
Gelombang Bunyi.
Cepat rambat
gelombang bunyi bergantung pada medium yang dilaluinya.
·
Zat Padat
·
Zat Cair
·
Zat Gas
·
Cepat rambat
gelombang pada dawai.
Cepat rambat gelombang pada dawai atau
kawat, di selidiki menggunakan sebuah alat yang di sebut sonometer.
Dengan:
v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
B = modulus Bulk Zat Cair (N/m2).
E = modulus elastisitas (N/m2).
ρ = massa jenis (kg/m2).
R = konstanta gas = 8, 314 J/mol.K
T = suhu (K)
Mr = massa relative gas (kg/mol)
F = besar beban (N)
l = panjang tali (m)
mt = massa tali (kg)
A = luas penampang (m2).
F. Efek Doppler.
Efek Doppler
terjadi karena perbedaan frekuensi yang didengar oleh pengamat dari frekuensi
sumber akibat perbedaan kecepatan relatif antara pendengar dan sumber bunyi:
Dengan:
fp = frekuensi yang di dengar
oleh pendengar (Hz)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s).
Untuk
menentukan tanda positif-negatif pada vp
dan vs kita mengingat hal
– hal berikut:
Ø Jika sumber bunyi atau pendengar diam (tidak bergerak),
nilai vp dan vs selalu sama dengan nol.
Ø Makin dekat jarak antara sumber bunyi dan pendengar, suara
yang terdengar makin keras, artinya frekuensi bunyi bernilai besar.
Ø Jika pendengar bergerak mendekati sumber bunyi maka suara
yang terdengar makin keras sehingga tanda vp
dan vs adalah positif.
Ø Jika pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi, maka vp dan vs adalah
negatif.
G. Bunyi Pada Dawai dan
Pipa Organa.
Dawai
|
Pipa
Organa
|
||
Terbuka
|
Tertutup
|
||
Nada
dasar
|
l = ½ λ
|
l = ½ λ
|
l = ¼
λ
|
Nada
atas pertama
|
l = λ
|
l = λ
|
|
Nada
atas kedua
|
l =
3/2 λ
|
l =
3/2 λ
|
l = 5/4 λ
|
Pers.
Frek.
|
fn
=
n = 0,1,2,3,4,….
|
fn
=
n
= 0,1,2,3,4,….
|
fn
=
n = 0,1,2,3,4,….
|
Perb.
Frek.
|
f0
: f1 : f2 : ….. = 1 : 2 : 3……
|
f0
: f1 : f2 : …..
1
: 2 : 3……
|
f0
: f1 : f2 : …..
1
: 3 : 5 : ……
|
BIOGRAFI ERWIN SCHRODINGER
KLIK DI SINI (00)