Rabu, 31 Agustus 2022

LEMBAR KERJA SISWA: Praktikum Fisika Menggunakan Alat Ukur Jangka Sorong Dan Neraca Ohaus

 

Praktikum Fisika

 Menggunakan Alat Ukur Jangka Sorong Dan Neraca Ohaus

 

1.Judul

Praktikum Fisika Menggunakan Jangka Sorong dan Neraca Ohaus

 

2.Tujuan

Siswa dapat menggunakan alat ukur jangka sorong dan Neraca Ohaus

 

3.Latar Belakang

Pengukuran merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Alat yang digunakan untuk mengukur ada banyak, diantaranya jangka sorong dan mikrometer sekrup. Percobaan ini dilakukan agar kita dapat membandingkan tingkat ketelitian mikrometer sekrup dan jangka sorong.

………………………………………………

4.Dasar Teori

 

JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian 0. 1 mm.

Fungsi jangka sorong :

-Mengukursuatu benda dari sisi luar dengan cara diapit

-Mengukur sisi dalam suatu benda ( biasanya berupa benda yang memiliki lubang )

-Mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda

………………………………………………………………………

Neraca Ohaus

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………

 

5.Alat dan Bahan

Alat      :                                   Bahan  :

 

- Mikrometer sekrup               - Tutup botol                - Kertas

- Jangka Sorong                     - Koin                           - Hp

                                               - Kelereng

                                                - Pulpen

                                               

6.Cara Kerja

  

a.Menyiapkan alat dan bahan

 

b.Mengukur benda dengan jangka sorong :


- Menjepit benda dengan cara menggeser rahang sorong bawah agar benda terjepit dengan rahang tetap bawah.

- Mengencangkan rahang sorong bawah dengan memutar tombol kunci agar menda tidak terlepas

- Membaca skala utama, yaitu angka yang ada sebelum angka 0.

- Membaca skala nonius, yaitu angka pada skala nonius yang berhimpit dengan angka skala utama.

- Menyamakan satuan antara skala utama dan skala nonius ( misal : dalam milimeter, atau dalam sentimeter )

- Menuliskan hasil bacaan skala utama dan nonius

- Menjumlahkan bacaan skala utama dan skala nonius, sehingga mendapat hasil ukuran benda

 

c.Mengukur benda dengan Nerca Ohaus

- Letakkan benda yang akan diukur massanya di atas tempat beban.

-Geser pemberat dimulai dari pemberat pada lengan neraca yang memiliki skala terbesar sampai garis kesetimbangan tercapai

-Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser pemberat pada lengan yang menunjukkan skala lebih kecil sampai yang terkecil hingga garis kesetimbangan tercapai.

-Jika garis kesetimbangan sudah tercapai, mulai membaca hasil pengukuran.

 

d.Mengulangi langkah b dan c untuk benda-benda selanjutnya

 

 

7.Hasil Pengamatan

a. Jangka Sorong

No

Bahan

Hasil Bacaan

 Jangka Sorong

1

Tutup botol

Diameter :

Su :

Sn :

 

Ketebalan :

Su :

Sn :

2

Koin

Diameter :

Su :

Sn :

 

Ketebalan :

Su :

Sn :

3

Kelereng

Diameter :

Su :

Sn :

 

Ketebalan :

Su :

Sn :

4

Pulpen

Diameter :

Su :

Sn :

 

Ketebalan :

Su :

Sn :

5

Kertas

Diameter :

Su :

Sn :

 

Ketebalan :

Su :

Sn :

4

Hp

Lebar :

Su :

Sn :

 

Tinggi :

Su :

Sn :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b. Neraca Ohaus

No

Bahan

Hasil Bacaan

 Neraca Ohaus

1

Tutup botol

Lengan I   = ...

Lengan II  = ...

Lengan III = ...

Lengan IV = ...

2

Koin

Lengan I   = ...

Lengan II  = ...

Lengan III = ...

Lengan IV = ...

3

Kelereng

Lengan I   = ...

Lengan II  = ...

Lengan III = ...

Lengan IV = ...

4

Pulpen

Lengan I   = ...

Lengan II  = ...

Lengan III = ...

Lengan IV = ...

5

Kertas Yang Dilipat

Lengan I   = ...

Lengan II  = ...

Lengan III = ...

Lengan IV = ...

4

Hp

Lengan I   = ...

Lengan II  = ...

Lengan III = ...

Lengan IV = ...

 

8.Pengolahan data

……………..

9.Kesimpulan

………………

10.Daftar Pustaka

……………….

 

Kamis, 13 Mei 2021

Biografi Max Planck Bagian-2

 

baca sebelumnya di Biografi Max Planck Bagian-1



Max Planck dan Kediktatoran Nazi

Pada tahun-tahun pasca-perang bergolak, Planck, yang saat itu memiliki otoritas tertinggi atas fisika Jerman, mengeluarkan slogan “bertahan dan terus bekerja” untuk rekan-rekannya. Pada bulan Oktober 1920 ia dan Fritz Haber mendirikan Organisasi Darurat Ilmu Jerman, ditunjuk untuk memberikan dukungan keuangan untuk penelitian ilmiah. Selama ini kondisi ekonomi di Jerman begitu tak baik sehingga ia tidak mampu melakukan penelitian. Selama periode tersebut, Planck menjadi angggota Deutsche Volks-Partei (Partai Rakyat Jerman), partai pemenang nobel perdamaian Gustav Stresemann, yang bercita-cita untuk mewujudkan tujuan liberal dan kebijaksanan domestik. Tujuan ini agak revisionistik untuk politik internasional.

 

Ketika Nazi merebut kekuasaan Jerman pada tahun 1933, Planck saat itu berusia 75 tahun. Ia menyaksikan banyak teman Yahudi dan rekan diusir dari posisi mereka dan dipermalukan, dan ratusan ilmuwan bermigrasi dari Jerman. Sekali lagi ia mencoba “bertahan dan terus bekerja” dan meminta ilmuwan yang sedang mempertimbangkan migrasi untuk tetap tinggal di Jerman. Ia berharap krisis akan mereda segera dan situasi politik akan membaik. Dengan segala upaya, Max Planck berusaha melawan Hitler yang memimpin Nazi saat itu, dengan berbagai cara. Perundingan secara tertutup pun dilakukan Max Planck untuk membela para ilmuwan. Berikut dalah catatan tentang kunjungan Max Planck ke Hitler secara tertutup:

[1933)..... saya harus memberi hormat kepada pimpinan saya. Saya berpikir saya harus menggunakan cara ini untuk mendukung rekan-rekan Yahudi saya seperti Fritz Haber. Hitler menjawab:”... Yahudi adalah komunis, bertentangan dengan perjuangan saya. Mengapa saya harus membela mereka?” Saya berusaha membujuk namun Hitler menampar lututnya, berbicara dengan angkuh dalam kemarahan sehingga saya hanya diam.

 

 Otto Hahn meminta Planck untuk mengumpulkan profesor Jerman terkenal untuk mengeluarkan proklamasi publik terhadap pengakuan hak-hak profesor Yahudi, tetapi Planck menjawab, “Jika anda mampu mengumpulkan 30 profesor-profesor tersebut dalam sehari, maka besok 150 orang lain akan datang dan berbicara untuk menentang hal itu, karena mereka ingin mengambil alih posisi yang lain”. Di bawah kepemimpinan Planck, para Kaisar Wilhelm Gesellschaft menghindari konflik terbuka dengan rezim Nazi, kecuali tentang Fritz Haber. Planck mencoba untuk membahasa masalah tersebut dengan Adolf Hitler tetapi tidak berhasil. Pada tahun berikutnya, 1934, Haber meninggal di pengasingan.

 

Satu tahun kemudian, Planck, yang telah menjadi presiden Kaisar Wilhelm Gesellschaft sejak 1930, menyelenggarakan pertemuan peringatan resmi untuk Haber dalam gaya agak provokatif. Dia juga berhasil diam-diam menyakinkan sejumlah ilmuwan Yahudi untuk terus bekerja di Institut Kaisar Wilhelm Gesellschaft selama beberapa tahun. Pada tahun 1936, masa jabatannya sebagai presiden Kaisar Wilhelm Gesellschaft berakhir, dan pemerintah Nazi menekannya untuk menahan diri.

 

Iklim politik di Jerman secara bertahap menjadi begitu krusial. Johannes Stark, ilmuwan terkemuka di Deutshe Phsicsk (Fisika Jerman) menyerang Planck, Sommerfeld, dan Heisenberg untuk terus mengajarkan teori Einstein. Ia menyebut mereka “Yahudi Putih”. The Hauptant Wissenschaft (kantor pemerintah Nazi untuk ilmu pengetahuan) memulai penyelidikan akan keturunan keluarga Planck. Mereka menemukan bahwa ia adalah “1/16 bangsa Yahudi”. Namun, Planck menyangkal hal itu.

 

Pada tahun 1938, Planck merayakan ulang tahun ke-80nya. Deutshe Physikalische Gesellschaft juga turut mengadakan perayaannya, dengan membuat medali Max-Planck. Medali ini merupakan medali dengan nilai tertinggi yang dibuat Deutshe Physikalische Gesellschaft dan diberikan kepada fisikawan Perancis Louis de Broglie. Pada akhir tahun 1938, Akademi Prusia kehilangan kemerdekaan yang masih tersisa dan diambil oleh Nazi (Gleichsaltung). Peristiwa ini membuat Planck protes dengan mengundurkan diri kepresidenannya.

 

Selama perang dunia II, seiring meningkatnya jumlah misi pengeboman Sekutu terhadap Berlin, maka pada tahun 1943, Planck dan istrinya secara terpaksa untuk sementara meninggalkan kota dan tinggal di pedesaan: yakni Rogatz, dekat Magdeburg bersama pengungsi lainnya. Karena NAZI mengetahui kepindahan Max Planck ke desa maka pedesaan yang ditepatinya terancam dihancurkan oleh NAZI. Planck harus mengalami kengerian pada hari-hari terakhir perang. Disana Planck tersiksa oleh asam urat yang dideritanya. Bukan hanya itu, bersama dnegan pengungsi lainnya dia bersembunyi di loteng selama beberapa hari di sebuah rumah terpencil di hutan untuk menghindari dari tentara NAZI. Sayangnya, pada pertengahan Mei, ia dan istrinya ditemukan oleh regu pencari ilmuwan Amerika dan dibawa ke Gottingen.

Sebelumnya, pada tahun 1942 ia menulis: “Saya memiliki sebuah keinginan untuk terus bersemangat dan berkembang untuk bertahan terhadap krisis dan hidup cukup lama untuk dapat menyaksikan titik balik, awal dari kenaikan baru”. Ia juga menjelaskan mengapa dia ingin terus menetap di Berlin: “Saya telah tinggal di sini sejak 1889.... saya benar-benar cukup lama di sini. Saya tak ingin untuk berpindah-pindah. Banyak orang-orang yang bukan asli Jerman disini. Mereka mencari sesuatu yang membuat mereka merasa inilah mereka. Ketika saya tiba di Berlin, tempat ini membuat saya tidak mudah untuk berpindah. Tempat ini adalah pusat dari semua kegiatan intelektual di Jerman.

 

Pada Februari 1944 rumahnya di Berlin, tepatnya di pinggir kota Grunewald hancur oleh serangan udara, dan memusnahkan semua catatan ilmiahnya.

 

Karya dan Penemuan Fisikawan Max Planck

Karya dan Penemuan Fisikawan Max Planck akan di bahas pada artikel sendiri.

 

Penghargaan untuk Max Planck

Berikut adalah beberapa penghargaan yang diberikan untuk Max Planck atas pekerjaannya

1.      Penghargaan Nobel dalam fisika 1918 diberikan kepada Max Planck “sebagai pengakuan atas jasa yang diberikan untuk kemajuan fisika dengan menemukan energi quanta”. Max Planck menerima Hadiah Nobel-nya satu tahun kemudian, pada tahun 1919.

2.      Lorentz Medal dan Franklin Medal (1927).

3.      Society Copley Medal pada tahun 1928.

4.      Adlerschild des Deutschen Reiches oleh Presiden Jerman pada tahun 1928.

5.      Medali Max Planck (28 Juni 1929). Medali ini adalah penghargaan tertinggi dari Deutsche Gesellschaft Physikalische, organisasi terbesar di dunia fisikawan, untuk prestasi luar biasa dalam teori fisika. Medali ini diterima bersama Alberth Einstein di Berlin.

6.      Plakat Max Planck di Universitas Humboldt Berlin. Plakat ini tertulis “Max Planck, penemu kunatum dasar tindakan h, mengajar di gedung ini 1889-1928”

7.      Asteroid 1069 kemudian diberi nama Max Planck pada 1938, bertepatan dengan ulang tahun Max Planck yang ke 70.

8.      Max Planck Koin. Koin ini dicetak pada peringatan 100 tahun kelahirannya (1958) dan pada saat bernilai 12 Deutsche. Koin ini terbuat dari perak. Bagian depan termuat wajah Planck yang sedang menghadap ke kiri, dengan nama serta tanggal kelahirannya dan kematiannya mengelilingi gambar.

9.      Max Planck menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Frankfurt, Munich (TH), Rostock, Berlin (TH), Graz, Athena, Cambridge, London, dan Glasgow.

10.  Beberapa perangko di berbagai negara menggunakan foto Max Planck beserta teori Mekanika Kuantumnya.

 

Massa Tua dan Akhir Dari Kehidupan Max Planck

Masa tua sebelum kematian Planck dihabiskan dengan masih ikut serta dalam berbagai organisasi. Seperti pada tahun 1930 dimana saat itu ia berusia 72 tahun, ia memegang jabatan sebagai Presiden dari Kaiser Wilhelm Society. Pada masa jabatan 1930-1937 diwarnai oleh perebutan kekuasaan oleh kaum Sosialis Nasional. Kepemimpinannya yang gigih terkenal karena usahanya untuk mencegah NAZI dari tindakan semena-mena atas hak-hak masyarakat. Tahun-tahun terakhir kehidupan Max Planck juga dihiasi oleh kondisi rumit perang dunia II dari kediktatoran NAZI. Pukulan secara pribadi pun tak kunjung usai. Beliau yang pada tahun 1945 berusia 87 tahun, harus menyaksikan perang berakhir dalam keadaan dramatis.

 

Pada Mei 1945, Max Planck pergi ke Gottingen, dimana ia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya diantara sanak keluarganya dalam keadaan sederhana. Saat tersebut merupakan tahun penyakit dan kelemahannya. Tetapi, meskipun usianya sudah sangat tua, Planck masih bisa menjabat sebagai Nestor dalam rekonstruksi ilmu Jerman. Pada musim semi 1946, misalnya ia mengalami kerasnya perjalanan ke Inggris untuk mengambil bagian dalam perayaan 300 tahun meninggalnya Newton dari Royal Society. Bukan hanya merayakan, Max Planck juga berperan sebagai duta bagi kemajuan Jerman, yang sebelumnya berada pada dunia perang.

 

Dalam dekade terakhir hidupnya, Planck pun kian berusaha untuk menyebarluaskan dan membagikan ilmu pengetahuan akan teori kuantum kepada seluruh masyarakat. Sikapnya yang begitu bersih keras ditunjukkan melalui menulis artikel untuk surat kabar harian dan majalah ilmiah populer, memberikan wawancara, dan menyiarkan pidato lewat radio. Beliau terus melakukan kegiatan tersebut hingga akhir hidupnya. Namun untuk mengajar sebagai dosen lagi, ia tak sanggup ia berkata: “Pada usia saya ke 89 ini, saya tidak dapat menjadi produktif dalam ilmu lagi. Apa yang tersisa bagi saya adalah kemungkinan menjangkau orang-orang dalam pencarian mereka dalam hal kebenaran dan wawasan, terutama pada orang-orang muda”.

 

Akhirnya, pada tanggal 4 Oktober 1947, Max Planck menutup usianya di Gottingen dengan umur 89 tahun. Setelah upacara pemakaman pada tanggal 7 Oktober 1947, enam mahasiswa fisika dari Gottingen membawa peti matinya dari Gereja St. Alban untuk dimakamkan di pemakaman. Max Planck meninggalkan 1 orang istri, Marga von Hosslin, 1 orang anak,Herman Planck, dan cucu-cucunya. Kehilangan sosok seorang ilmuwan dirasakan oleh siapa saja yang mengenal akan teorinya yang revolusioner. Pada tanggal 10 Oktober 1947, Alber Einstein menulis sebuah surat belasungkawa kepada istri Max Planck.